Thursday, October 28, 2004

Photo session in Central Campus

OK, I guess I'm not satisfied with my previous pictures for Atta about the landscape of Fall. I think I need to prove that I'm actually experiencing Fall in the US. Also, since I'm leaving the US next year during summer, I will not experience Fall again then next year. So, I decided to take Pam Pearson along to be my personal photographer *thank's Pam!* and took these pictures.

Well, you can call me of being narcistic or whatever......

In front of Landscape Architecture Building where most of my classmates who are also Teaching Assistants have their offices. The building also houses Intensive English Orientation Program where Barbara Schwarte, PhD, my major professor, is the director. Posted by Hello

Still in front of Landscape Architecture Building Posted by Hello

me and the maple leaves! beautiful... Posted by Hello

Between Farm House Museum and the Green House (you can actually see that the Greenhouse is the building on the right) Posted by Hello

Catt Hall...huge! Posted by Hello

In front of Catt Hall where the floor of the patio contains the names of women whom their families wanted to remember for certain deeds or achievements. Posted by Hello

Me with the Ross Hall sign. Ross Hall is where my classes are located and it also houses the offices of my professors. Posted by Hello

At the background is Ross Hall. Posted by Hello

Between Memorial Union (the background) and the Campanile (in front of me) Posted by Hello

Me with Beardshear Hall as the background. Beardshear is the center of administration of Iowa State University. Pic by Pam Pearson. Posted by Hello

Beardshear Hall at the background... Posted by Hello

Me and the Bearshear again.... Posted by Hello

The Campanile Tower: up, close and personal... Pic by Neny. Posted by Hello

The archway of the Campanile... Posted by Hello

This is another Campanile picture..oh man...I like the spot too much! Posted by Hello

Me and the Campanile as the background! Posted by Hello

Me with my favorite spot for photos: the Campanile! Posted by Hello

Maple leaves changing colors...aren't they beautiful? This is between Gerdin Business Building and Memorial Union. Pic by Moises Perales. Posted by Hello

In front of Curtis Hall. Posted by Hello

Wednesday, October 27, 2004

The look of Fall in Ames

These pics are for Atta, who posted a comment on my poem about Fall and said that she wished to see the maple leaves in Fall someday. Cross my fingers on that, Atta! But meanwhile, I hope you enjoy the pics!

Behind the Parks library...on Osborn Drive...how lovely the trees are...but the weather is brrrrrrr....cold! Posted by Hello

My favorite spot for picture..The Campanile...see how the trees start changing colors? Posted by Hello

This is how Fall looks like on the trees in front of my apartment Posted by Hello

Tuesday, October 26, 2004

Lelah
mencoba
mengerti.

Waktu ini
membunuhku
serba
terbalik.

Sayapku
serasa patah.
Tak bisa
melayang
bebas tanpa
beban.
[Aku
harus
terus
terbang
kalau tak
mau
bunuh diri,
kita semua
mati.]

Kau
tak
paham
lika-liku
hariku.
Jadi
berhenti
menuntut!

Monday, October 25, 2004

Sajak Musim Gugur

Tanyaku pada angin
apakah datangmu adalah sepi?
Daun-daun maple
yang menguning
seperti gugurnya
luapan hati
dan sepi menari.

Gigilnya udara
laiknya gigilnya relasi
dan aku terkucil
dalam dunia sempit
ini serasa sendiri.

Di negeri ini
musim ini
suasana hati
jadi mati.

[Kurindui kau
dalam senyum
musim panas
yang panjang]

Kenalan yuk ama Firefox

Gara-gara blognya gobloq ini saya jadi cobain download firefox buat web browser...dan hasilnyaaaaa...whuaaa, cepet bener tuh buka situs-situs! Yang saya paling suka sebenarnya karena windows saya udah crash beberapa kali begitu saya sok sibuk buka beberapa window pake Internet Explorer. Apalagi kalo bareng dengerin musik. Padahal saya kan paling hobi tuh browsing sambil dengerin musik *kayak sekarang lagi sambil denger Craig David~Two Steps*. Udah gitu kadang-kadang saya juga sambil bikin tugas *kali ini sedang bikin presentasi pake Power Point*. Kalau udah gitu, komputer saya ngambek, ngehang, atau malah mati sama sekali. Sebel!

So far nih pake firefox sih asyik-asyik aja. Udah gitu sistemnya dia nggak pake window banyak2 tapi pake tab *tapi masih lupa2 melulu, buka tutup window-nya hehehe*. Tambahan lagi, DSL saya emang dudul karena kalo ngebuka suatu situs pasti security-nya bilang "this site cannot be viewed" dan harus bbrp kali refresh supaya situsnya bisa terbuka.Tapi pake firefox paling cuman sekali aja refresh atau malah enggak sama sekali. Langsung sung!

Makanya, Guys, ayo switch ke Firefox-nya Mozilla....

Get Firefox!

Sunday, October 24, 2004

Being busy and focused...

Well, I should say that the more I'm into this semester, the more I'm screwed up with my stuffs.

You see, it's so difficult to focus my mind to the work that I'm supposed to be doing. When I knew exactly that I needed to read for tomorrow's presentation, my mind was more into blogging. Not exactly posting a new stuff, but sort of like "putting make-up" on my blogsite. I guess I get more addicted to this little online diary of mine.

Like tonight. I know I'm supposed to be working on my presentation. I know I'm supposed to write notes for my meeting with my major prof. I know I'm supposed to prepare for my teaching tomorrow. But I just don't have the spirit to start working. And guess what I am doing: blogging.

On the wider perspective, I guess I should say that this semester is tough. Got three classes to think about *not to mention all the assignments that the profs want us to do*, a practicum class to teach, a thesis to prepare. And this semester I've experienced many relationship turmoils and emotional rollercoaster ride.

I'm grateful that God still provides me with challenges and exams. That shows how God cares about me and wants me to be a better human being. Sometimes, it's so unbearable. Sometimes, I want to quit. Sometimes, I just feel so misunderstood. Sometimes, I feel so lonely.

But God is still around. God's presence is in everything I encounter everyday. In a smile of a stranger. In an email of an acquitance. In a chat conversation with a friend. In a sentence of a book reading. In a scene of a movie.

I need to be loved. I wish to be loved. Egoististical me. But will you love me?

Saturday, October 23, 2004

Update on [Kehilangan Teman]

Update on this blog:

Yup, got her email and yes she's mad at me. I think I figured it out already. Yes, she said I figured out the reason as well. So, that's my mistake. No excuse.

But, she needs time for herself (thanks, Atta, you're right on this), and she doesn't have the energy to socialize at this point. I guess we both are resting in our little shell, busy with our own stuffs.

Oh, well, still my feeling is not settled. And as the result, last night I preferred going home by bus from the gig at Vietnamese Students' Autumn Dance, rather than accepting a ride from a friend. I guess I need time for myself too.

[Anti-social mode still ON]

The Gig: Vietnamese Students Autumn Dance

Alright, after much of my complaints about the practice, I have to say the gig went well *btw, it's on Friday, Oct 22, 8-12 pm @ Great Hall of Memorial Union*. Although I had to bring my cheat sheet for the lyric, I received some applauses, the glitches in the performance were minimal, and I had quite fun singing. Of course, as much as Yierick, my guitarist, wanted me to sing like Led Zeppelin singer, I would always bring my own personality in the song. And I did.

Thanks to Yierick [guitar], Ari [guitar], Chau [bass], and Yiendra [drum] who made the song wonderful. It's always fun to sing with you, Guys!

*I love singing, I love performing, it is always a great way to relax and have fun*

Friday, October 22, 2004

Filosofis tentang makna pertemanan

Kayaknya 'pertemanan' jadi topik of the week nih. Baru saya hari ini ngeblog soal tanggapan teman saya ttg kehilangan teman, eh...saya dapat email dari seorang kenalan tentang perbedaan definisi antara seorang teman dan sahabat:

TEMAN DAN SAHABAT

Ada satu perbedaan antara menjadi seorang kenalan dan menjadi seorang sahabat. Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kau ketahui, yang kau lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kau miliki persamaan, dan yang disekitarnya kau merasa nyaman.

Ia adalah orang yang dapat kau undang ke rumahmu dan dengannya kau berbagi. Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kau bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kau mengerti karena kau tidak cukup tahu tentang mereka.

Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kau cintai.. Bukan karena kau jatuh cinta padanya, namun kau peduli akan oang itu, dan kau memikirkannya ketika mereka tidak ada.

Sahabat-sahabat adalah orang dimana kau diingatkan ketika kau melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kau tahu itu karena kau mengenal mereka dengan baik.

Mereka adalah orang-orang yang fotonya kau miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.

Mereka adalah orang-orang yang kau lihat dalam pikiran mu ketika kau mendengar sebuah lagu di radio karena mereka membuat dirimu berdiri untuk menghampiri mereka dan mengajak berdansa dengan mereka atau mungkin kau yang berdansa dengan mereka, mungkin mereka menginjak jari kakimu, atau sekedar menempatkan kepala mereka di pundakmu.

Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kau merasa aman karena kau tahu mereka peduli terhadapmu.

Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu, karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.

Mereka berkata jujur-pertama kali - dan kau melakukan hal yang sama. Kau tahu bahwa jika kau memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar.

Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu, dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya.

Mereka adalah orang-orang yang kau cintai dengan sadar ataupun tidak.

Mereka adalah orang-orang dengan siapa kau menangis ketika kau tidak diterima di perguruan tinggi dan selama lagu terakhir di pesta perpisahan kelas dan saat wisuda.

Mereka adalah orang-orang yang pada saat kau peluk, kau tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.

Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin adalah orang yang kau nikahi.

~Unknown


Hmmm, jadi berpikir, apakah Tuhan sedang berusaha mengajarkan saya sesuatu lewat hal-hal di sekitar saya?

I'm still in my own shell, living in my little shack...

Thanks to Shiva Tuasikal buat emailnya...

(Lagi-lagi) Kehilangan teman...

Seorang teman membalas blog saya di blog dia dan kita jadi bicara-bicara banyak di chatting tentang topik kehilangan teman. Pendekatan dia saat ini malah dia sedang berusaha menghilangkan teman. Hmm, menarik juga sudut pandang dia. On the contrary my own struggle to gain a friend, she tried to cut a connection with one of her friends. Alasannya sederhana saja, karena tampaknya si teman ini tidak cocok untuk dijadikan teman. Hmm, mungkin itu juga alasan kenapa teman saya yg lagi nir-komunikasi dengan saya itu berusaha memutus koneksi komunikasi dengan saya.

Bicara soal cocok-tidak cocok dalam pertemanan, ada memang orang-orang tertentu yang kita filter untuk jadi kenalan saja *bahasa bulenya 'an acquintance'*. Mungkin karena tidak cocok dari segi minat. Mungkin tidak pas dengan gaya komunikasi kita. Mungkin karena dinilai tidak mampu menjadi teman *soal kriterianya, masing-masing orang punya nilai-nilai sendiri-sendiri*.

Akhirul kata, singkat cerita, pada muaranya, saya tengah memutuskan untuk anti-sosial. Dalam artian, saya sedang tidak ingin menjalin koneksi dengan siapa-siapa di sini. Bukan berarti saya tidak terlibat dalam jaringan sosial di sini, tapi lebih pada tidak berusaha untuk membuka komunikasi. Kalau misalnya mereka membutuhkan saya, atau menyapa saya, atau melibatkan saya dalam dunia mereka, ya pasti saya juga akan membuka 'pagar' hati saya. Tapi kalau tidak, ya saya akan diam-diam saja. Alasannya? Karena saya ragu apa saya bisa menjadi teman yang baik *soal ini, silakan tanya yudi atau teman-teman saya, mengapa saya tidak bisa jadi teman yang baik*. Saya juga takut kalau episode yg kemarin-kemarin, di mana saya tidak cukup peka terhadap perasaan dan keinginan teman-teman saya, terjadi lagi dan saya lalu menyakiti hati teman-teman saya.

Saya lagi ingin tinggal di dunia kecil saya sendiri *which means, sibuk dengan thesis, kelas, tugas, main game, blogging, keluarga kecil saya*.

Saya lagi anti-sosial.

(Tapi kalau Anda ingin menyapa saya, silahkan....akan saya coba tanggapi dengan sepenuh hati...)

Thanks to Atta and Nana for your input...

Thursday, October 21, 2004

Kehilangan teman...

Bagaimana rasanya kalau seorang teman dekat memutus komunikasi sama sekali? Tidak mau menerima telepon, tidak mau membalas pesan chatting, bahkan telepon dua hari sekali yg biasanya setia dia lakukan, tampaknya hampir seminggu ini tak akan terjadi.

Saya tentu saja bingung.

Saya tentu saja berusaha menghubunginya.

Saya tentu saja bertanya-tanya apa salah saya.

Lewat macam-macam cara: telpon, voice mail, msn chatting.

Tapi tetap saja dia bungkam.

Saya sebenarnya tidak mau kehilangan teman dekat sebaik dia. Apalagi di sini dia tampaknya salah satu orang yang bisa saya bilang tahu sekali tentang saya. Namun sampai kapan saya harus mengajuk-ajuk hatinya tanpa tahu sama sekali apa salah saya. Buat saya lebih mudah kalau dia marah-marah, memaki-maki saya, hingga saya punya kesempatan untuk minta maaf. Tapi kalau bungkam diam seribu bahasa begini, saya pun tak tahu mau minta maaf untuk apa. Saya jadinya juga males untuk mulai menjalin percakapan.

Kembalilah teman...

Tuesday, October 19, 2004

Kekuatan Senyum...

Saya lagi termenung-menung mengingat senyum salah satu murid saya di kelas praktikum. Tampaknya senyum yg dia lontarkan selalu saja menular ke semua orang. Siapa saja yg kena senyumannya, selalu jadi ikut tersenyum. Setiap saya tak sengaja melayangkan pandang padanya, saya selalu menjumpai senyumnya itu dan saya jadi ikutan tersenyum.

Lalu, ada satu lagu yg saya rasa 'agak-agak' relevan dengan senyum. Kebetulan lagu ini adalah lagu favorit saya sejak pertama kali datang di Ames tahun lalu. Judulnya Your Smiling Face, penyanyinya James Taylor.

Whenever I see your smiling face
I have to smile myself
because I love you
yes, I do.
~Your Smiling Face, James Taylor

Ini lagu, lagu jaman baheula banget karena dirilisnya aja tahun 1976. Tapi summer tahun lalu, salah satu stasiun radio di sini sering memutar lagu itu pas saya sedang menumpang bis cyride ke kampus, dan saya yg mendengarkan lagu itu lewat headphone jadi senyum-senyum sendiri nggak karuan. Bukan karena liriknya *liriknya emang romantis dan lucu* tapi lebih karena suasana yg ditawarkan lagu itu serba cerah, serba ceria, serba bikin tersenyum. Tampaknya lagu ini juga memancarkan aura menular yg sama dengan senyum murid saya di atas.

Ada kesamaan diantara dua hal di atas: keduanya merubah hari saya yang bt, menyebalkan, jadi lebih tertahankan, dan anehnya jadi tambah cerah. Di posting sebelumnya tentang kelas yg saya ajar malam ini, saya merasa setengah mati gagal karena kurang persiapan. Belum lagi karena hari ini rasanya saya sama sekali tidak prepared dalam segala hal. Tapi melihat senyum dia, rasanya beban saya terangkat sedikit dan suasana kelas saya jadi agak-agak cerah sedikit. Dalam kasus lagunya James Taylor, saya yang masih mengalami culture shock ketika bulan-bulan pertama tiba di Ames, jadi sedikit agak merasa ceria karena mendengar lagu itu. Rasanya walau di bis banyak orang yang sama sekali tidak tersenyum dan tidak menyapa saya *beda banget dengan bis Semarang-Solo, sesama stranger aja bisa ngobrol seru*, saya tetap bisa positif menanggapinya, hingga hati saya tak terlalu mangkel dicuekin begitu.

Kekuatan senyum, alangkah hebatnya. Besok-besok saya bertekad untuk lebih banyak tersenyum. Siapa tahu senyum saya menular, dan saya bisa sedikit menaburkan rasa positif untuk orang-orang yang saya temui besok, dan besok, dan besok, dan besok....

Noone can tell me what I'm doing wrong
Whenever I see you smile at me
~Your Smiling Face, James Taylor

Thanks to Patricio and James Taylor who have taught me the power of smile...

Monday, October 18, 2004

Screwed up...

Asli, saya screwed up banget ngajarnya malam ini. Jam lima sore baru nyadar bahwa utk bahan malam ini saya harus pinjem kaset buat listening activity. Gee...goblok banget gak nyadar dari kemarin2.

Akhirnya, karena kepepet, malam ini saya ngerubah total lesson plannya. Untungnya, minggu lalu saya sempat memberi tugas presentasi. Jadi lumayan lah ada kegiatan. Dan jadi bisa bikin assesment yg sejak minggu2 lalu tidak bisa terlaksana karena terbatasnya waktu.

Ini nih muara kemalasan saya weekend kemarin....Oh well...still too much to do tonight buat besok. Kalau enggak saya screw up lagi.....help!

Serba mendadak...

Satu hal yang saya agak-agak sebel dengan Band saya, the Other Eight, adalah persiapan yang serba mendadak, dan muaranya: performance jadi nggak maksimal.

Misalnya sekarang ini. Minggu depan, kami harus manggung di Autumn Dance, sebuah acaranya Vietnamese Student Association di kampus *pemain gitar saya, Chau, orang Vietnam*. Tapi baru kemarin ini Juhari, bassis band saya, mulai mengajak latihan. Kalau lagunya sudah pernah kita mainkan sih, nggak masalah, tinggal memantapkan aja. Tapi yang bikin saya sebel, ternyata saya harus nyanyi lagu baru yaitu lagunya Led Zeppelin-Stairway to Heaven! Buat Yierick, gitaris band saya yang sudah main lagu ini berkali-kali, tentu ini nggak masalah. Lagian genre beginian kan emang dia suka. Tapi saya kan nggak ngeh ama lagu ini, wong bukan termasuk salah satu lagu yg saya suka. Terpaksa kan saya harus belajar menyukai, menjiwai lagu ini. Udah gitu pas saya nyari-nyari liriknya di internet, ya ampyun, panjangnya minta ampun, plus nggak ada yg mirip-mirip lagi antara satu bait ama bait yg lain. Alamat saya musti ngapalin lagunya seminggu penuh! Yg bikin nyesek lagi, lagu beginian kan gak cocok buat suara saya. Ya bisa sih dicocok-cocokin *sebagai finalis Cyclone Idol kudu bisa dong nyanyiin semua jenis lagu, caila...sombong banget..* tapi gak ada satu bagian pun dimana saya bisa menyelipkan personality saya. Kesannya jadi mirip plek ama penyanyi aslinya. Aduh, saya kan gak suka banget niru penyanyi lain!

Kemarin ini, akhirnya dengan agak mangkel, saya iya-kan ajakan latihan Juhari. Dia bilang, jam 2 sore kita latihan di tempat latihan kita di apartment Yierick di 225 North Hyland. Tunggu punya tunggu, sampai hampir jam 3, eh, gak nongol juga si Yierick menjemput saya. Akhirnya telpon Yierick.

"Halo, Yierick, jadi latihan nggak nih?"
"Waduh, Nen, sori, lupa ngasih tahu. Ini yang latihan band cewek2 dulu. Kita nanti latihan jam 7-an." Sialan, tiwas saya menunda bbrp pekerjaan.
"Oh ya udah. Entar aja kalo gitu." Sialan, sialan. "Eh, kirim mp3-nya dulu dong, aku nggak punya."
"Oh, OK. Entar deh aku kirim." Telpon ditutup.

Dan yang namanya entar itu, ternyata sampai jam 7 malem. Pas Yierick akhirnya mengabarkan kalau latihannya sebaiknya besok aja *which means hari ini* karena si Juhari masih rapat sampai detik itu. Ya ampunnnnn....telat, Rick, ngirim filenya! Seperti biasa, karena takut nggak bisa nyanyinya, saya sudah mengobrak-abrik altavista buat mencari file mp3-nya plus liriknya.

Ya udah, gagal total segala rencana saya kemarin untuk mulai mengerjakan beberapa tugas kampus gara-gara latihan band yang tidak jelas. Kalau harus latihan hari ini, saya udah tahu kalau saya nggak akan bisa latihan, karena hari ini saya ada kelas jam 2-4 sore. Lalu malamnya jam 7-9 saya harus mengajar kelas praktikum saya. Antara jam 4-7 pasti saya harus siap-siap bahan mengajar dan sebagainya. Jelas nggak mungkin bisa latihan. Tapi saya udah tau apa yang akan terjadi. Para pemain band akan tetep latihan *seperti tadi malam, latihan tanpa Juhari yg lagi rapat dan tanpa saya karena apartment saya terlalu jauh jadi mereka males menjemput saya* dan saya akan latihan sendiri. Di hari terakhir *ini bahkan bisa jadi dua-tiga jam sebelum manggung* barulah kami semua kerja keras susah payah latihan bareng untuk memadukan semuanya.

Untungnya sih, sejauh ini semuanya baik-baik aja. Eh, enggak jugalah. Seingat saya, di setiap manggung, ada aja masalah yg muncul. Misalnya sound yg nggak maksimal, mic saya yg suka mati, chord yg salah, salah masuk intro, dsb. Kalau gini, jadi gemes ama band kita yg suka banget latihan mendadak, serba nggak maksimal. Kalau misalnya kita mau dikiiiiittttt aja disiplin, latihan tepat waktu, rutin, dengan persiapan yg matang, pasti deh band kita jadi bagus manggungnya. Ini aku yakin banget, karena band kita materi pemainnya udah bagus-bagus, tinggal memadukan dan mengkompakkan permainan masing-masing.

Hmmmmffffhhhh....Stairway to Heaven, gila panjang bener liriknya....mana liriknya susah dipahami maknanya, pake kata-kata bersayap gini. Kayaknya gak cocok pula dengan warna suara saya yg ngejazz gini. Ada yang bisa bantu saya memahami lagunya dan mencari personality suara saya di lagu ini?

Permias Welcoming Party Fall 2004

Well, I guess it is kind of the tradition to have a welcoming party every semester so here are some pics from the party that I just downloaded from Permias website and from Ching Hui's camera. The party itself was on September 11, 2004, held at Sommerset Club House. The band played four songs: Take Me Away by Fefe Dobson, Melompat Lebih Tinggi by Sheila on 7, Final Countdown by Europe and She Will Be Loved by Maroon 5.

After the party, we went to Perkins Restaurant to celebrate Kariman's birthday. Lots of fun!

Check out the pics below...enjoy!


Preparing for the songs... Posted by Hello

Singing Fefe Dobson's Take Me Away Posted by Hello

Singing Sheila on 7's Melompat Lebih Tinggi Posted by Hello