Wednesday, March 09, 2005

Keranjingan selera






gambar (dan cara masaknya) dicomot dari situs orang Norwegia.
Pernah nggak merasa bahwa di seluruh dunia ini tidak ada soto ayam yang bisa mengalahkan soto ayam Esto? (Hehehe, sori buat yang bukan dari Salatiga. Soto ayam ini dinamai soto Esto karena letak tendanya di teras garasi/bengkel Esto.Tanyalah om ini kalau mau tau persis tempatnya dimana). Atau tidak ada gudeg yang senyamleng gudegnya Bu Tjitro yg bener-bener di Yogya dan bukannya di Jakarta? (soal benar tidaknya ini silakan tanya mas ini atau mas ini atau teman-teman ngangkring yang domisilinya di Ngayojokarto Hadiningrat. Monggo dipunkomentari lho, Mas-mas!)


Atau tidak ada bakso yang sekenyal Bakso Warung Jarot (katanya mas ini sih... kalau saya sih tetep aja suka sama Bakso Planet di Jalan Sukowati di Salatiga). Kalau saat ini, saya merasa tidak ada kopi cappucinno cinnamon plus whipped cream sesedap yang di Gregory's cafe di Ames (Sayang saya gak bawa kamera saat saya nulis ini. Kalau saya bawa pasti sudah saya jepret mug cappucinno di meja saya!). Menurut saya, kopinya Gregory's itu tidak bisa dibandingkan dengan kopi di Stomping Ground (ini di Ames juga) atau bahkan Starbuck Coffee sekalipun!

gambar diambil dari situsnya mbak ini.

Setiap orang punya selera masing-masing tentang makanan/minuman tertentu di tempat tertentu pula. Makanya ada situs internet yang dibikin untuk bagi-bagi info dan pendapat soal tempat-tempat jajan di kota-kota di Indonesia (hayo, kota kamu tersangkut enggak?). Dan yang namanya selera itu sangat subyektif sifatnya. Misalnya, yang menurut saya enak, belum tentu menurut ibu ini enak. Atau malahan, karena kita sama-sama gede di Salatiga, kita sama-sama merasa bahwa lotek monginsidi adalah lotek ternyam-nyam di seluruh jagat raya (bener nggak, Na?). Makanya walaupun memakai bumbu, bahan dan cara masak yang sama, dua resto/warung/tenda belum tentu menghasilkan efek rasa yang sama plek!

Satu lagi yang saya amati dari diri saya sendiri. Yang namanya lidah itu punya ingatan yang kuat akan rasa. Maksudnya begini, kadang-kadang pas kita pertama kali diperkenalkan dengan satu makanan/minuman tertentu di restoran/tenda/warung tertentu, rasa itu pula yang kita jadikan standar rasa untuk jenis makanan yang sama di tempat lain. Contohnya nih, saya pertama kali makan coto makassar di Timika, Papua sono, dan menurut saya cuma coto Makassar jalan Freeport yang paling mantap sedunia. Padahal berulang kali saya diberitahu oleh teman, sodara, kerabat, sahabat, mertua, ipar, bahwa coto makasar paling enak itu yang asli di Makassar alias di Pulau Sulawesi. Mana ada coto Makassar enak kok dari Pulau Papua?


gambar warung Padang di Jalan Kramat Raya Jakarta ini diambil dari sini.
Sama kasusnya dengan makanan Padang. Standar makanan Padang saya adalah yang deket Pasar Timika di Papua nun jauh di sana. Pasalnya saya pertama kali mengenal makanan Padang karena diajak temen-temen saya di Timika buat menjajal resto makanan padang di deket pasar itu. Makanya waktu makan masakan Padang di Jakarta, saya terus saya berpikir-pikir, kok rasanya ada yang nggak pas ya dengan sambel ijo di piring saya? (Adhi, Mas Tugi, Jaha, Atta dan Sava *yg domisili di Jakarta * boleh protes)

Hal lain lagi soal selera, selera itu menurut saya juga bisa diajarkan dan dibiasakan. Misalnya, Jalu anak saya, yang walaupun baru umur 4 tahun lebih dikit, tapi sudah demen dengan segala makanan yang pedes-pedes. Pasalnya, di keluarga saya seleranya masakan pedes-pedesan. Belum lengkap rasanya makan ketupat, opor ayam, dan sambal goreng di hari raya kalau belum ditambahi sambal ulekan Ibu saya yang naudzubillah pedesnya! Sementara itu Yudi suami saya, yang dulu-dulunya paling anti pedes-pedes, semenjak menikah dengan saya yang demen pedes-pedes, lama-lama jadi tahan pedes juga. Bahkan dia akan protes kalau saya menyajikan makanan tanpa ada sambal ulek bikinin saya (yang katanya anak-anak di Ames emang t.o.p b.g.t *promosi diri sendiri hehehe*). Selera ini pula yang mungkin membuat bapak ini membuat standar tertentu atas kadar kemanisan teh manis yang dibuatnya. Buat dia kurang manis, buat orang lain kemanisan!

Nah, menurut Anda bagaimana? Kalau ada tempat-tempat jajan yang enak, bagi-bagi infonya ke saya!