Thursday, February 24, 2005

Saya banget...

Peringatan: Entri blog ini dimaksudkan untuk menjadi entri yang sangat "saya". Kalau Anda tidak berkenan dengan pendekatan penulisan saya terhadap entri ini, silahkan lewatkan saja entri ini!

Apa perbedaan saya dengan teman-teman sekelas saya?

Saya belum pernah membikin survei tentang nilai yang didapat teman-teman sekelas saya di beberapa mata kuliah yang kami ambil di program S2 kami. Tapi rasanya, nilai-nilai yang kami dapat rata-rata adalah A, artinya "sempurna". Artinya kami sama-sama pintar, sama-sama menunjukkan kinerja yang baik, sehingga dosen-dosen kami meng"anugerah"kan nilai sempurna itu.

Saya rasa juga, kami sama-sama serius menyikapi tugas-tugas yang diberikan dosen kami. Kami sadar, sesadar-sadarnya, bahawa untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut butuh waktu, butuh proses, dan kami menjalani setiap proses pengerjaan tugas dengan sangat serius. Tak ada satu tugas pun yang tidak penting. Makanya kami harus super serius mengerjakannya.

Tapi....

Ada perbedaan antara saya dan teman-teman sekelas saya, yaitu....

Saya ini pada dasarnya pemalas.

Misalnya, saya paling enggan kalau disuruh dosen membaca artikel-artikel atau bab-bab buku yang wajib dibaca sebelum kelas. Mendingan saya membaca bertumpuk-tumpuk seri novel Star Trek The Next Generation atau Harry Potter, daripada pusing tujuh keliling berusaha memahami buku Discourse Analysis tulisan Deborah Schiffrin. Akibatnya, saya paling bodoh kalau disuruh mengikuti diskusi dosen saya soal-soal yang berhubungan dengan teori. Apalagi kalau dosennya sekaliber Dr. Carol Chapelle yang, sumpah, hapal di luar kepala segala sesuatu yang pernah beliau baca soal Second Language Acquisition. Misalnya, pernah juga sekali waktu, beliau mengurangi poin di bagian Literature Review salah satu paper saya di kelas beliau karena salah mengambil kesimpulan soal beberapa artikel/paper yang saya pakai. Jelas saja salah, wong saya tidak punya cukup waktu untuk membaca KESELURUHAN artikel (Kapan-kapan saya buka rahasia soal bagaimana mendayagunakan sumber-sumber yang ada untuk menulis paper dalam waktu yang mepet).

Belum lagi kebiasaan buruk saya yang lain: suka menunda-nunda. Yang ini sudah mencapai taraf yang super akut. Misalnya saja, saya pernah menulis paper dalam waktu 7 jam sebelum tenggat waktu pengumpulan paper. Saya bisa banget cuek-cuek main game di komputer, nonton acara TV, jalan-jalan di internet satu hari sebelum tenggat waktu padahal otak saya sibuk menggedor-gedor hati saya untuk mulai mengerjakan tugas. Tapi hati saya santai saja, bahkan sebel dengan otak saya.

Tapi jangan salah. Biarpun saya ini keledai tolol soal teori, soal ide orisinal saya dianggap jago oleh teman-teman sekelas saya. Ide saya biasanya segar, aneh, unik, sehingga menarik untuk ditulis. Jadi walau teori pas-pasan, teman-teman sekelas saya selalu mau tahu hasil riset saya. Dan semembosankan apa pun hasil analisis yang saya dapat, saya selalu bisa menemukan satu poin yang nyeleneh yang membuat teman-teman saya (dan dosen-dosen saya juga) mengeluarkan komentar seru pas saya mempresentasikan paper saya. Meskipun saya hobi menunda pengerjaan tugas-tugas, justru derasnya aliran adrenalin yang saya rasakan akibat stress dikejar tenggat malah membuat saya bisa mengeluarkan ide-ide brilian untuk tugas-tugas saya dan berbuah komentar cemerlang itu tadi.

Mungkin Anda jadi berpikir, wah ini orang beruntung bener. Ya memang, saya selalu menganggap diri untung terus. Logikanya, mana ada orang malas kok dapat hasil sempurna. Ya, mungkin Tuhan masih baik sama saya, hehehehe...

Makanya kalau teman-teman saya memuji kerjaan saya (orang Amrik sini memang royal pujian) saya selalu bilang, "I'm just lucky. Saya cuma untung saja." Sederhana saja kan?

Semoga keberuntungan saya masih mengikuti saya di tahap-tahap selanjutnya. Semoga saja begitu terus.

NB: Sayangnya orisinalitas saya itu nggak nongol di topik thesis saya! Gara-garanya? Ya karena sibuk menunda-nunda proses penulisan proposal, yang berakibat tidak cukup waktu untuk membaca-baca semua literatur (ingat: saya nggak suka membaca literatur), yang mengakibatkan saya tidak tahu bahwa topik thesis saya itu sudah pernah ditulis orang lain! Akhirnya? Terima nasib....