Mas Tusuk Gigi bilang di blog ini "kenapa mesti kagok ngeblog pakai bahasa pertiwi? Dan kata siapa bahasa negeri sendiri gak bisa ekpresif? Apapun bahasanya, kalau itu 'juga' keluar dari hati... pasti ekspresif..hehehe..". Bener banget, Mas Tugi!
Nah, kata kuncinya adalah: keluar dari hati. Lha tapi untuk keluar dari hati itu ada juga lho faktor nyaman gak nyaman dalam mengungkapkan. Secara pribadi, ada topik2 tertentu yg buatku lebih enak kalau disampaikan dalam bahasa bule. Tapi ada juga hal2 tertentu yg lebih menyentuh, lebih terasa kalau pake bahasa Indo atau malah bahasa Jawa. Yang beginian ini, dalam kasus para bilingual (atau orang2 yg menggunakan dua bahasa) sangatlah umum dan jamak.
Contoh kasus, semester Fall tahun lalu, aku dan Monica bikin studi kecil2an soal tendensi para bilingual Indo-Inggris dan Spanish-Inggris dalam menggunakan dua bahasa itu secara bergantian di internet chatting utk kelasnya Profesor Dan Douglas. Pertanyaan risetnya sederhana saja: kalau misalnya yang ngajak ngomong ganti ke bahasa lain, apa yg diajak ngomong juga ikut ganti? Trus berapa lama bisa bertahan dalam bahasa itu sebelum ganti ke bahasa yang pertama? Trus, topik2 pembicaraan apa yang membuat mereka mencampur aduk kosa kata dalam dua bahasa itu? (Studi selengkapnya bisa dilihat/didownload di sini). Ternyata hasilnya ya gitu deh, kalau yg ngajak omong ganti bahasa, ya jadi ikut ganti lah. Tapi bedanya orang Indo sama orang Spanish di studi kita, orang Indo cenderung tidak konsisten. Baru sekali ganti bahasa, eh udah ganti lagi di kalimat selanjutnya. Gak perduli yang ngajak ngomong gak ganti bahasa. Sedangkan Spanish speaker di studi kita, kalau nggak diajak ganti ya kekeuh dg bahasa yg sedang dipakai. Hasil riset kita juga menunjukkan bahwa biasanya topik2 yg agak2 personal membuat para partisipan balik ke bahasa ibu masing-masing. Mungkin karena merasa lebih nyaman aja ngomongin yang pribadi pake bahasa sendiri.
Belum lagi nih, dari bahan bacaan buat thesis *yg sampai sekarang masih terngiang-ngiang gak jelas topiknya* penggunaan bahasa tertentu itu juga mengandung tujuan2 atau motif2 tertentu lho. Misalnya saja nih, karena aku ini orang Jawa, begitu ketemu teman baru yg kayaknya ngomongnya ada logat Jawa, ya langsung lah kupakai bahasa Jawa. Tujuannya? Ya biar cepat akrab, biar si teman baru ini merasa nyaman ngobrol denganku. Atau kalau lagi pingin ngerasani ortu tapi beliaunya ada di situ, ya hubby dan aku pake bahasa Inggris, biar gak ketauan! Hehhehe...
Lha trus kesimpulannya? Ya begini deh, terserah aja mau pake bahasa apa. Yg penting: NYAMAN. Tapi ya jangan terus karena terlalu nyaman jadi gak perduli ama yg diajak ngomong. Klo yg diajak ngomong gak paham, ya bikinlah dia menjadi paham. Kalau masih gak paham juga, yaaaaa...ke laut aja!