Jalu Gustiandaru Priyanto, anak semata wayang saya yg super lucu itu, bulan depan tanggal sebelas akan berulang tahun yang ke empat. Saya lagi berpikir-pikir untuk membelikan hadiah ulang tahun yang cocok buat dia. Yang jelas, Yudi sudah mewanti-wanti, no books! Karena dia memang belum terkena 'penyakit' saya yang serba tergila-gila dengan buku. Hehehe, tau aja bapaknya kalo saya lagi kepikiran beli pingin beliin dia buku edisi komplitnya Winnie The Pooh karangan AA. Milne, itu kan klasik banget booo... *ini sebenarnya emaknya yg pingin baca apa anaknya yg pingin baca???* |
Tapi dalam soal lain-lain, si Jalu itu sangat mirip saya. Keras kepalanya, ceriwisnya, tahan sakitnya, logisnya, cerianya, sampai mukanya yang semua orang mirip saya. Neny banget! Padahal saya nggak mencoba mendidik dia utk seperti saya lho. Apalagi setahun terakhir kan praktis saya nggak berada di samping dia. Tapi apa sifat itu pada dasarnya genetis? Saya sih nggak percaya itu. Mungkin aja karena setahun terakhir ini dia lebih dekat sama orang tua saya, jadi model didikan mereka ke Jalu mirip-mirip model didikan saya jaman dulu. Jadilah si Jalu mirip saya.
Saya sih maunya Jalu jadi diri sendiri. Sebisa mungkin saya dan Yudi memberi kesempatan buat dia untuk jadi diri sendiri, tahu apa yg dia mau buat dirinya, dan bahagia dengan dirinya sendiri.
Hmmm, kalau begini jadi kangen celotehnya yang ceriwis itu. Tapi celakanya, tiap kali ditelpon, dia yg cuman mendengar saya ngoceh, atau menggeram-geram macam macan *aneh kan?* Mungkin dia diam-diam memprotes kepergian saya jauh dari dia. Hiks..hiks.. sedihnya.....